Artikel Minyak Bumi
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan
bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga
jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik,
tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi
lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu,
bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas.
Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting.
Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut
petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan
tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik
dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi
itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang
dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk
kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan
gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus
memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan
bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
II.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
dari makalah ini adalah:
a) Dapat mengetahui dan
mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi.
b) Dapat mengetahui hasil
pengolahan dari minyak bumi.
c) Dapat mengetahui manfaat
serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d) Dapat mengetahui dampak
yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MINYAK BUMI
1. Pengertian Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon,
jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai
lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa
kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai keunikan molekulnya
masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan
viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah
hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya
hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2.
Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya,
meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18)
akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20)
sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel,
kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan
disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar
lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom
karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan
berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim
dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran
pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala
pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok.
Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan
dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar
transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena,
adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap
pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik
didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang
memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena,
dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn.
Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat.
Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan
distilasi fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin,
bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah
2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin,
mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen
secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g)
→ 16 CO2(g) + 18 H2O(g)
+ 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti
di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut,
kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi
dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil
olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu
sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena
suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang
dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang
dapat menimbulkan asbut.
2.
Pembentukan Minyak Bumi
Proses terbentuknya
minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1. Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan
bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan
reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen
yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 +
Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2. Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak
bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik
(mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
3. Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1. Hidrokarbon Jenuh
(alkana)
a)
Dikenal dengan alkana atau parafin
b)
Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama
(terbanyak)
c)
Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
d)
Senyawa penyusun diantaranya:
1.
Metana CH4
2.
Etana CH3 – CH3
3.
Propana CH3 – CH2 – CH3
4.
Butana CH3 – (CH2)2
– CH3
5.
n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6.
iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2
– CH – (CH3)2
2. Hidrokarbon Tak Jenuh
(alkena)
a)
Dikenal dengan alkena
b)
Keberadaannya hanya sedikit
c)
Senyawa penyusunnya:
·
Etena
CH2 = CH2
·
Propena
CH2 = CH – CH3
·
Butena CH2 = CH – CH2
– CH3
3. Hidrokarbon Jenuh
berantai siklik (sikloalkana)
o
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
o
Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
o
Senyawa penyusunnya :
4. Hidrokarbon aromatik
o
Dikenal sebagai seri aromatik
o
Keberadaannya sebagai komponen yang
kecil/sedikit
o
Senyawa penyusunannya:
5. Senyawa Lain
o
Keberadaannya sangat sedikit sekali
o
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi
adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
4. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam
kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi
di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra
(Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan
minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
a. Pengolahan pertama,Pada
tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak
bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan
tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut
sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada
tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan
proses sebagai berikut:
1.
Perengkahan (cracking)
2.
Ekstrasi
3.
Kristalisasi
4.
Pembersihan dari
kontaminasi
5.
Asal – Usul Minyak Bumi
Minyak
Bumi
(dalam bahasa Inggris adalah petroleum, dari bahasa Latin petrus
– karang dan oleum– minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi terdiri
dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.
Saat
ini, sejumlah besar ilmuwan secara umum berpendapat bahwa minyak bumi adalah
makhluk hidup purbakala yang di bawah tekanan suhu tinggi dan setelah melalui
proses pengolahan dalam jangka waktu yang panjang serta lamban, maka makhluk
hidup zaman purbakala baru berubah menjadi minyak bumi. Namun, yang membuat
para ilmuwan bingung adalah sebenarnya butuh berapa kali organisme prasejarah
dalam skala besar terkumpul dan terkubur, baru bisa menghasilkan minyak bumi
yang sedemikian banyak seperti sekarang ini?
Masalah
ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003. Penulis artikel tersebut
yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan dari data
industri dan geokimia serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi
Amerika, ternyata membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material,
artinya 1 liter minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala. Lalu
berapa tumbuhan yang dapat mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati,
bahwa itu setara dengan 16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, termasuk
daun, tangkai dan seluruh akarnya.
Mengapa
membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang sedemikian besar baru
bisa mengubahnya menjadi minyak bumi?, Penyebabnya adalah bahwa minyak bumi
harus di bawah tekanan suhu tinggi, dengan demikian baru bisa menghasilkan
minyak bumi, lalu setelah makhluk hidup purbakala mati, jika penguburan tidak
cepat, maka akan lapuk dan terurai. Namun, masalahnya adalah sebenarnya berapa
besar rasio makhluk hidup purbakala berubah menjadi energi fosil?, Penulis
mengatakan: Kurang dari 1/10.000 !!!, Sebab sebagian besar karbon kembali ke
atmosfer setelah melalui penguraian. Dan sejumlah kecil yang tersisa baru dapat
berubah menjadi bahan bakar fosil.
Selanjutnya
penulis mengatakan: Berdasarkan hitungan jumlah pemakaian minyak bumi seluruh
dunia tahun 1997, energi fosil yang dihabiskan seluruh dunia waktu itu setara
dengan 400 kali lipat jumlah semua tumbuhan di atas bumi yang bisa menghasilkan
minyak.
Minyak
mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama
terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk
menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic source materials”. Teori ini
menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari
zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap
selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur,
kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses
perubahan tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di
tempat yang berbeda.
1.
Teori
pembentukan minyak bumi ada 2, yaitu :
- Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur
(Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa
minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763)
juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana
lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan
Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme
laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan
dalam perut bumi.”
- Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot
(1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang
dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2
membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi
terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam
bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi
terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut
berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan
meteor dan di atmosfir beberapa planet lain 2).
2. Elemen atau unsur minyak bumi bisa dibagi
menjadi 5 bagian.
~ Batuan induk (Source): Batuan
yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan
yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik seperti batu
lempung atau batuan yang punya banyak kandungan material organik seperti batu
gamping.
~ Batuan penyimpan
(Reservoir):batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti
batu pasir dimana minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir.
Atau bisa juga di batu gamping yang banyak rongga-rongganya. Intinya batu yang
punya rongga dan rongga-rongga ini terhubung satu sama lain.
~ Batuan penutup (Seal):batuan yang impermeable atau batuan
yang tidak gampang tembus karena berbutir sangat halus dimana butiran satu sama
lain sangat rapat.
~ Migrasi (Migration):berpindahnya minyak atau gas bumi
yang terbentuk dari batuan induk ke batuan penyimpan sampai dimana minyak dan
gas bumi tidak dapat berpindah lagi.
~ Jebakan (Trap):
bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat
berkumpul.
Proses juga tidak kalah pentingnya dengan
unsur penyusun minyak bumi. Kalau kita punya unsur tapi proses tidak mendukung
atau sebaliknya maka minyak bumi juga tidak akan terbentuk. Proses
juga bisa dibagi menjadi 5tahap.
~ Pembentukan (Generation):Tekanan
dari batuan2 di atas batuan induk membuat temperatur dan tekanan menjadi lebih
besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material organik
menjadi minyak atau gas bumi.
~ Migrasi atau perpindahan
(Migration):Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung
berpindah dari batuan induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena
berat jenisnya yang ringan dibandingkan air.
~ Pengumpulan (Accumulation):Sejumlah
senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke batuan
penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak dan gas
bumi terkumpul.
~ Penyimpanan (Preservation):Minyak
atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh proses
lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba yang dapat
merusak kualitas minyak).
~ Waktu (Timing):
Jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan
induk ke batuan penyimpan.
Minyak
bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat di berbagai tempat,
misalnya Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan Irian Jaya.
Minyak
mentah (cruide oil) mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom
C-1 hinggga 50, karena titik didih karbon telah meningkat seiring bertambahnya
jumlah atom C dalam molekulnya.Oleh karena itu pengolahan (pemurnian =refining
) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah
dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang
mirip.Mula-mula minyak mentah pada suhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan ke
dalam menara fraksionasi.
6. Destilasi Fraksinasi
Minyak Bumi
Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya,
yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Diagram pemisahan komponen-komponen minyak bumi dengan cara
destilasi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
1.
Diagram destilasi minyak bumi
Minyak
bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah)
terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai
dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian
masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada
sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam
kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi).
Karena
perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen
tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada
dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada
tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya
masing-masing.
Pada
setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan keluar kolom,
didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki produknya
masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih harus
ditambahkan aditif (zat penambah).
7.
Fraksi Minyak Bumi
Senyawa
hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding
lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon
maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam
rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar
maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan
sederhana sebagai berikut:
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek
didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang
rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek
didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang
rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek
didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek
didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31
sampai C40
Trayek
didih dari 130 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek
didih diatas 300°C
Ø Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
1. Gas
Kegunaan: Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
Kegunaan: Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
2. Gasolin (Bensin)
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan
bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar
penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan
proses petrokimia
4. Solar
Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar industry
Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar industry
5. Minyak Berat
Kegunaan: Minyak pelumas, lilin,
umpan proses petrokimia
6. Residu
Kegunaan: Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Kegunaan: Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Untuk
lebih jelasnya, kegunaan beberapa fraksi minyak bumi dijelaskan di bahwa ini:
1. Fraksi Gas
Untuk
fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya dialurkan ke tempat penyimpanan
melalui saluran yang telah diberi kondensor. Lalu diolah lagi di Unit Destilasi
Bertekanan untuk menaikkan titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan
menghasilkan:
o LPG
o Solvent
o Mogas
2. Fraksi Gasolin
Untuk
meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah,
sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin
dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa
diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya mencapai
95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax.
3. Kerosin dan Solar
Khusus
untuk fraksi ini bisa langsung digunakan. Untuk fraksi kerosin hasilnya berupa
minyak tanah dan avtur dan untuk fraksi solar hasilnya adalah solar.
4. Minyak Berat dan Residu (long residu)
Fraksi
ini diolah lagi di unit destilasi vacuum untuk menurunkan titik didihnya
sehingga menghasilkan fraksi light vacuum gasoil (LVG), medium vacuum gasoil
(MVG), heavy vacuum gasoil (HVG) dan fraksi short residu.
Fraksi
MVG dan HVG akan diolah lagi di unit Polypropilin sehingga menghasilkan biji
plastik. Sedangkan LVG akan dicampur dengan solar untuk menaikkan angka cetane.
Untuk fraksi short residu sendiri nantinya akan diolah menjadi aspal.
B.
BENSIN
1.
Pengertian
Bensin
Bensin,
atau Petrol (biasa disebut gasoline di Amerika
Serikat dan Kanada)
adalah cairan bening, agak kekuning-kuningan, dan berasal dari pengolahan minyak bumi
yang sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar
di mesin pembakaran dalam. Bensin juga dapat
digunakan sebagai pelarut,
terutama karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat. Sebagian besar bensin
tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-oktana
atau benzena
untuk menaikkan nilai oktan.
Kadang-kadang, bensin juga dicampur dengan etanol sebagai bahan bakar alternatif.
Kini bensin sudah hampir mejadi kebutuhan pokok masyarakat dunia
yang semakin dinamis. Bahkan orang Amerika
menggunakan 1,36 miliar liter bensin setiap hari.
Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin
berbeda-beda menurut komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari Oktan setiap
campuran. Di Indonesia, bensin diperdagangkan dalam dua kelompok besar:
campuran standar, disebut premium,
dan bensin super.
Oleh karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus
diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan.
Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak
melalui tahapan sebagai berikut.
diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan.
Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak
melalui tahapan sebagai berikut.
1)
Pembakaran bensin yang
diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan
yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan
waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi
maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai
hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin.
yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan
waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi
maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai
hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin.
2)
Alkana rantai lurus dalam
bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan nnonana
sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi
terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul
bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran
terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar
sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum.
sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi
terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul
bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran
terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar
sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum.
3)
Alkana rantai
bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana
tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan,
dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan.
tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan,
dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan.
2. Komposisi
Bensin dan Bilangan Oktan
Angka okatan atau bilangan oktan adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan komposisi antara
rantai lururs (n-heptana) dan rantai bercabang (isooktana). Karana komposisi
bensin terdiri dari n-heptana dan isooktana, yang mempunyai struktur sebagai
berikut
Bilangan oktan mempunyai nilai nol (untuk n-heptana) sampai seratus (untuk isooktana). Bensin perdagangan diantaranya premium dengan angka oktan 82 yaitu mengandung 82% iso oktana dan 18 % n-heptana.
Berdasarkan keterangan diatas,
a.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, berarti
terdiri dari ….% n-heptana dan ….% isooktana
b.
Pertamax plus mempunyai
bilangan oktan …. Yang terdiri dari 95 % isooktana dan ….% n-heptana.
1. Zat
Additif Bensin
Bensin yang merupakan hasil penyulingan minyak bumi mempunyai
bilangan oktan yang rendah(< 60), karena sebagian besar terdiri alkana
rantai lurus. Bilangan oktan yang rendah dapat ditingkatkan dengan menambahkan
zat additive anti ketukan yaitu yang memproses pengubahan alkana rantai lurus
menjadi rantai bercabang. Zat anti ketukan yang sudah digunakan diantaranya
adalah :
a.
Tetra Etil Lead (TEL)Rumus molekul
Pb(C2H5)4 .
TEL dilarang penggunaannya karena saat penggunaannya pada pembakaran
bensin dapat menghasilkan oksida timah (PbO) yang menempel pada komponen mesin.
Agar (PbO) tidak menempel penggunaan TEL (65%)
ditambahkan dengan 1,2-dibromo etana dan 1,2-dikloro etana yang mengubah Pb
menjadi PbBr2 (mudah menguap) yang keluar dari knalpot. Zat ini dapat mencemari
udara dan jika masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan anemia, sakit kepala dan
bila dalam kadar tinggi dapat menimbulkan kematian.
b.
Ethyl
Tertier Butil Ether (ETBE) Rumus Molekul CH3O(C2H5)3
c.
Tertier
Amil Metil Eter (TAME) Rumus molekul CH3 O (CH3) C2H5
d.
Metil
Tertier Butil Eter (MTBE) Rumus Molekul
CH3O(CH3)3
Additive yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Namun
penggunaannya juga dibatasi karena beracun dan penyebab kanker. Bensin premix
menggunakan campuran MTBE dan TEL.
Gas buangan kendaraan yang mungkin menghasilkan CO, CO2, SO2 dan
NOx. Gas COsangat berbahaya kalau terhirup terlalu banyak dapat menyebabkan
kematian, sebab mengganggu proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan
bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan
oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk
isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% n¬heptana dan
70%
isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
=
(30/100 x 0) + (70/100 x 100) = 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran
sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik
tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai
campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada
karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan
isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin
yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi
umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan
tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
a.
-Mengubah hidrokarbon rantai
lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses
reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.
b.
-Menambahkan hidrokarbon
alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
c.
-Menambahkan aditif anti
ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan
senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah
dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol
dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium
karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar,
napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi
selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan
senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan
kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
2. Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita
harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis.
Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia.
Jakarta Balai Pusaka
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia :
Jawa Tengah. CV Media Karya Putra.
0 komentar:
Post a Comment